1. Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Upaya Perdagangan Portugis dan Belanda
Menjelang
kedatangan bangsa Eropa, masyarakat
di wilayah Nusantara hidup dengan tenteram di bawah kekuasaan raja-raja.
Kedatangan
bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut baik oleh bangsa
Indonesia, tetapi lama-kelamaan rakyat Indonesia mengadakan perlawanan
karena sifat-sifat dan niat-niat jahat bangsa Eropa mulai terkuak dan diketahui
oleh bangsa Indonesia.
Perlawanan-perlawanan
yang dilakukan rakyat Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan
monopoli perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Adapun perlawanan-perlawanan tersebut antara lain:
1) Perlawanan di Aceh terhadap
Portugis2) Ternate melawan Portugis
3) Perlawanan Mataram (Perlawanan Sultan Agung) terhadap Belanda
4) Banten melawan VOC
5) Makassar melawan VOC
6) Perlawanan Diponegoro (1825–1830) terhadap Belanda
7) Perang Padri (1821–1837)
2. Industrialiasasi dan Imperialisme
Politik
imperialisme modern berbeda dengan pelaksanaan politik imperialisme kuno
sebelum terjadinya Revolusi Industri. Dalam poliyik imperialisme kuno, penguasaan
daerah baru untuk memperoleh logam mulia (gold), untuk mendapatkan
kejayaan bangsa (glory), dan menyebarkan ajaran injil (gospel).
Imperialisme
modern yang dilakukan oleh Negara-negara Eropa memiliki tiga tujuan:
1. Mendapatkan daerah pemasaran
hasil industri 2. Mendapatkan daerah penghasil bahan mentah atau bahan baku.
3. Mendapatkan daerah penanaman modal.
Imperialisme
modern dilatarbelakangi oleh kepentingan ekonomi Negara imperal. Imperialisme
modern dilakukan dengan menguasai negara lain sebagai sumber penghasil bahan
mentah dan tempat pemasaran hasil industri.
Kolonialisme
Kolonialisme
muncul pasca-Revormasi Industri yang sebagai akibat dari adanya hasrat untuk
mencari sumber daya alam yang sebesar-besarnya yang digunakan sebagai bahan
industri di kawasan Eropa. Bermulai dari kepentingan berdagang, bangsa-bangsa
Eropa ini kemudian mulai menjajah daerah-daerah yang didatangi menjadi
miliknya. Hal ini semakin jelas setelah Perjanjian Zaragosa antara Portugis dan
Spanyol di sepakati dengan membagi dunia atas dua bagian yang menjadi milik
mereka. Dalam perkembangannya muncullah Negara Eropa lain, seperti Inggris,
Belanda, Perancis yang juga menjajah daerah-daerah yang mereka datangi sebagai
Negara jajahannya. Inilah yang disebut kolonialisme.
Kolonialisme
sering dihubungkan dengan imperialisme, walaupun pada dasarnya kedua istilah
tersebut memiliki perbedaan yang mendasar dalam pola dan tujuannya.
Kolonialisme bertujuan menguasai sumber daya ekonomi dan modal di suatu daerah,
dengan cara menjajah daerah-daerah tersebut.
3.
Masuknya Bangsa Eropa Ke Indonesia Penjajahan Bangsa Spanyol
Penjajahan
samudra yang dilakukan bangsa Spanyol pertama kali dipimpin oleh Christhoper
Columbus. Colombus mengajukan misi pelayaran kepada Raja Spanyol untuk
menemukan daerah penghasil rempah-rempah di dunia Timur. Misi bertujuan Ekonomi
ini disetujui oleh Raja Spanyol, pada tahun 1492, Colombus memulai misi
penjelajahan bangsa Spanyol. Tujuan dari misi ini adalah untuk menemukan
Kepulauan Hindia, daerah penghasil rempah-rempah.
Di
Kepulauan Bahama di Benua Amerika Colombus mendarat, ia mengira telah sampai di
kepulauan Hindia. Kepulauan Bahama kemudian dianggap sebagai wilayah jajahan
Spanyol. Misi selanjutnya menguasai daerah Meksio, dengan menaklukan suku IndianAztec
dan Indian Maya.
Misi
yang kedua dilakukan Ferdinand Magellan pada 20 september 1519. Ia berlayar
mulai dari Sanlucar de barrameda Spanyol kea rah barat menuju bagian selatan
Benua Amerika. Tahun 1520, Maggelan mencapai Kepulauan Filipina. Pada saat
mendaratkan kapalnya di Filipina sedang terjadi pertikaian antara-suku local.
Ia berusaha mendamaikannya akan tetapi ia malah terbunuh dan meninggal pada 27
April 1521.
Misi
perjalanan Magellan dilanjutkan oleh Sabastian Del Cano. Pada tahun
1521 armada Spanyol mendarat dikepulauan Maluku. Di Maluku pimpinan perjalanan
Sabastian Del Cano membeli rempah-rempah dan membawanya ke Spanyol dengan kapal
Victoria. Berita bahwa Del Cano berhasil menemukan daerah penghasil
rempah-rempah segera tersenar di penjuru Spanyol. Akibatnya hingga tahun 1534,
kapal-kapal Spanyol berduyun-duyun dating ke Kepulauan Maluku. Selai membawa
misi ekonomi, misi ini menyebarkan agama Katolik. Seorang pastor yang
menjalankan misi penyebaran agama Katolik ke Maluku adalah Santo Franciscus
Xaverius, ia juga menyebarkan agama Katolik di Ambon, Ternate, dan Morotai.
Penjajahan Bangsa Portugis
Bangsa
Portugis menempuh jalur penjelajahan kearah timur karena adanya perjanjian
Tordesillas pada tahun 1494 antara Spanyol dan Portugis. Berdasarkan Perjajian
tersebut, bangsa Spanyol mendapatkan wilayah sebelah barat dari kepulaun Cape
Verde atau sebelah barat Afrika, sementara bangsa Portugis mendapatkan wilayah
timur, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya bentrokan antara kedua Negara
tersebut dalam memperebutkan daerah yang baru.
Misi
bangsa Portugis dipimpin oleh Bartholomeu Dias, seorang pelaut Portugis yang
mendapatkan perintah dari Raja Portugis. Pada tahun 1488, Bartholomeu Dias
berhasil sampai Tanjung Harapan di ujung selatan Benua Afrika. Namun ia tidak
bisa melanjutkan misi perjalanan karena kerusakan kapal.
Perjalanan
selanjutnya dilakukan oleh Vasco da Gama yang mendarat di Calicut atau India
pada tahun 1498. Dari India, pada tahun 1510, Portugis mengirim misi ekspedisi
ke timur yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque. Pada tahun yang sama armada
de Albuquerque sampai di Goa, India bagian selatan. Di Goa, de Albuquerque
mendengar cerita tentang kekayaan daerah Malaka. Pada tahun 1511, Alfonso de
Albuquerque bersama pasukannya menyerang Malak dan berhasil.
Dari
Malaka, ekspedisi bangsa Portugis meneruskan perjalanan ke timur di bawah
pimpinan Francisco Serro. Bangsa Portugis akhirnya sampai di Ternate, Maluku
pada tahun 1512. Setelah menguasai Malaka dan Maluku, bangsa Portugis bermaksud
memperluas kekuasaannya ke Pulau Sumatera yang kaya akan lada, Namun
usaha dalam merebut pulau Sumatra kurang berhasil karena terdapat Kerajaan Aceh
yang mendominasi perdagangan lada di pulau Sumatra. Bangsa Portugis juga
memperluas perdaganganya ke Pulau Jawa.
Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia
Pada
awalnya, para pedagang bangsa Portugis berusaha merahasiakan jalur perdagangan
ke Benua Asia. Namun, akhirnya jalur pelayaran bangsa Portugis ini berhasil
diketahui bangsa lain. Seorang berkebangsaan Belanda yang bekerja pada
perusahaan pelayaran Portugis, Jan Huygen van Linschiten, menerbitkan catatan
berisi peta-peta dan gambaran tentang wilayah dan barang dagangan bangsa
Portugis.
Pada
thun 1595, ekspedisi Belanda berlayar ke Asia. Ekspedisi ini dilakukan dengan
empat buah kapal. Armada bangsa Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman.
Pada Juni tahun 1596 Cornelis de Houtman sampai di Banten. Dari Banten misi
pelayaran terus bergerak ke timur menuju Kepulauan Malaka. Di kepulauan Malaka,
armada de Houtman berhasil mengangkut rempah-rempah dalam jumlah banyak.
Kedatangan Bangsa Inggris ke
Indonesia
Pada
tahun 1600, Ratu Elizabeth 1 dari Inggris memberi hak Oktrooi kepada Maskapai Hindia
Timur atau The East India Company (EIC). Maskapai Hindia Timur ini merupakan
kongsi dagang inggris yang berpusat di India. Pada tahun 1602 Sir James
Lancaster adalah orang pertama yang ditunjuk untuk memimpin armada palayaran
Inggris ke dunia timur dan armada ini tiba di Aceh dan kemudian ia melanjutkan
ke Banten.
Misi
pelayaran selanjutnya di pimpin oleh Sir Henry Middleton pada tahun 1604.
Middeton berhasil sampai ke Ternate, Tidore, Ambon dan Banda. Di Kepulauan
Maluku, Inggris mendapat persaingan dari Portugis dalam usah mendapatkan
rempah-rempah. Pada tahun 1811, tentra Inggris menyerang wilayah-wilayah yang
di kuasai Belanda. Pemerintahan Belanda menyerah tanpa syarat.
No comments:
Post a Comment