A. Pengertian Tawazun
Tawazun
menurut bahasa berarti keseimbangan atau seimbang sedangkan menurut istilah
tawazun merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau adil
dalam menghadapi suatu persoalan.
B.
Konsep Tawazun
Tawazun
sangat erat hubungannya dengan pengaturan (manage) waktu.
Mengapa aktifitas harus dimanage :
1.
Agar
mencapai tujuan hidup
Tanpa
pengaturan hidup yang matang, kemungkinan seseorang untuk mencapai keberhasilan
sangat kecil.
2.
Agar
dapat menunaikan hak-hak orang lain
Tidak
hanya diri kita sendiri yang memiliki hak untuk mendapatkan sesuatu, tetapi
juga orang lain pun memiliki hak atas diri kita.
Misalnya, memanage waktu untuk orang tua yang
memang memiliki hak atas diri kita.
3.
Karena
kewajiban (pekerjaan) kita lebih banyak dari waktu yang tersedia
Kita
tidak hanya mempunyai hak yang harus didapatkan saja, tetapi juga memiliki
srentetan kewajiban. Itu disebabkan karena sebetulnya di dalam hidup kita ini
tidak hanya memerankan satu peran saja.
Bagaimana cara memanage waktu :
1.
Disiplin
Disiplin
memang paling sulit untuk dilakukan, namun bila kita sudah berkomitmen, maka
ini tidaklah menjadi penghalang kita untuk menuju kearah yang lebih baik.
2.
Jangan
tangguhkan pekerjaan
Menunda
pekerjaan hanya akan mempersulit kita untuk mengerjakan pekerjaan lain yang
terus menerus datang setiap waktunya.
Bagaimana cara mengelola aktifitas
1.
Tentukan
tujuan hidupmu, baik jangka pendek maupun panjang.
2.
Tentukan
misi apa saja yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan.
3.
Tentukan
kapan saja misi itu harus terlaksana.
C.
Makna dan
Hakekat Tawazun
Manusia dan agama lslam
kedua-duanya merupakan ciptaan Allah yang sesuai dengan fitrah Allah. Mustahil
Allah menciptakan agama lslam untuk manusia yang tidak sesuai Allah (30: 30).
Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai dengan
fitrah Allah yaitu memiliki naluri beragama (agama tauhid: Al-Islam) dan Allah
menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah itu. Kalau ada manusia yang tidak
beragama tauhid, itu hanyalah karena
pengaruh lingkungan (Hadits: Setiap bayi terlahir daIam keadaan fitrah (Islam)
orang tuanyalah yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani atau Majusi)
Sesuai dengan fitrah Allah,
manusia memiliki 3 potensi, yaitu Al-Jasad (Jasmani), Al-Aql (akal) dan Ar-Ruh
(rohani). Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada dalam keadaan
tawazun (seimbang). Perintah untuk menegakkan neraca keseimbangan ini dapat
dilihat pada QS. 55: 7-9.
Ketiga potensi
ini membutuhkan makanannya masing-masing. :
1.
Jasmani
(Al-jasad)
“Mukmin
yang kuat itu lebih baik atau disukai Allah daripada mukmin yang lemah”. H.R
Muslim.
Jasmani
merupakan titipan Allah yang harus dijaga oleh kita, menjaga keseimbangan jasmani
yaitu dengan cara rajin olah raga, makan makanan yang sehat dan bergizi, tidur
teratur, menjaga kebersihan badan dan sebagainya. ketika kita sudah menjaga dan
memeliharanya dengan baik maka Allah swt memberikan balasan didunia berupa
kesehatan jasmani sehingga kalau badan kita sehat maka aktivitas pun akan
berjalan lancar.
2.
Akal
(Al-aql)
Akal
adalah anugerah dari Allah SWT yang harus kita syukuri karena dengan akal ini
kita bisa berpikir, coba anda bayangkan jikalau kita tidak mempunyai akal? Akal
yang Allah berikan ini harus kita jaga agar selalu berpikir positif yaitu
dengan bertafakur tentang alam semesta, selalu berhusnudzon kepada Allah dan makhlukNya
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang bersaksi”. Q.S Ali Imran : 190
supaya
manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifatullah fil-ardh (wakil Allah
di atas bumi) [2:30, 33:72]. Kebutuhan akal adalah ilmu [3:190] untuk pemenuhan
sarana kehidupannya.
“Ingatlah
ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, ‘ Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seoran gkhalifah di muka bumi’. Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan menyucikan Engkau?’ Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui’. Q.S Al Baqarah : 30
3.
Rohani
( Ar-Ruh)
Ar-ruh
atau hati merupakan pengendali diri kita dan hati juga yang menentuka baik aati
bruk nya perbuata kita. hati ini harus kita jaga dengan banyak berzikir kepada
Allah,menghadiri majelis ilmu,mendengarkan ceramah yang dapat membangun hati
kita dekat dengan Allah sehingga kita terhindar dari perbuatan-perbuatan yang
kotor.
Allah
menginginkan manusia hidup diatas keseimbangan, berjalan diatas fitrahnya.
Manusia diciptakan memiliki nafsu yang cenderung terhadap sesuatu.
Dalam
hidupnya, manusia memiliki keinginan, kecenderungan untuk mengarahkan hidupnya
sesuai kecenderungannya. Tetapi dengan pengetahuannya, Allah menginginkan
manusia hidup diatas keseimbangan, berjalan diatas fitrahnya.
Dengan
keseimbangan manusia dapat meraih kebahagiaan hakiki yang merupakan nikmat
Allah, karena pelaksanaan syariah sesuai dengan fitrahnya.
Contoh-contoh manusia yang tidak
tawazun
·
Manusia
Atheis: tidak mengakui Allah, hanya bersandar pada akal (rasio sebagai dasar).
·
Manusia
Materialis: mementingkan masalah jasmani / materi saja.
·
Manusia
Pantheis (Kebatinan): bersandar pada hati/ batinnya
Faktor-faktor yang menjadikan
seseorang tidak tawazun antara lain:
1.
Tidak
memahami konsep hidup secara komprehensip.
2.
Kurang
memahami konsep Agama Islam secara baik.
3.
Tidak
memahami kehidupan diri secara baik.
4.
Tidak
berinteraksi dengan kondisi masyarakat.
5.
Tidak
bisa mendisiplinkan diri.
6.
Kesibukan
yang tidak bisa diatur.
7.
Terjerumus
dalam satu sisi kehidupan saja ( harta, tahta, wanita, ilmu, ruhani, sosial,
individual dsb).
8.
Terjerumus
dalam rutinitas yang tidak tawazun.
9.
Mengalamai
musibah atau ujian yang berat, yang menghilangkan sikap tawazun.
10.
Kurang
dzikrul maut.
Bagaimana
agar kehidupan kita tawazun?
1.
Berusaha untuk mengetahui, memahami dan
merenungkan konsep hidup.
2.
Berusaha untuk memahami kehidupan diri
dan keluarga secara baik.
3.
Memperbanyak berinteraksi dengan
masyarakat.
4.
Berusaha untuk mendisiplinkan diri
5.
Berusaha untuk memenej waktu
6.
Menghindarkan diri dari terjerumus dalam
satu sisi kehidupan saja ( harta, tahta, wanita, ilmu, ruhani, sosial,
individual dsb).
7.
Berusaha untuk tidak terjerumus dalam
rutinitas yang tidak tawazun.
8.
Saat mengalami musibah atau ujian yang
berat, menyadari akan adanya hikmah dalam setiap ujian.
9.
Memperbanyak dzikrul maut.
Kontrol
diri saat tidak tawazun
Ingatlah, bahwa efek tidak tawazun
sudah bisa diketahui sejak awal. Jadilah orang yang bijak. Orang bodoh,
mengetahui musibah setelah terjerumus dalam musibah. Orang awam, mengetahui
musibah saat terjerumus dalam musibah. Orang yang bijak, mengetahui musibah
sebelum datangnya. Pandai-pandailah membaca isyarat alam dalam diri, keluarga,
masyarakat dan dakwah.
Teladan
Tawazun
1.
Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW. adalah sosok yang
ideal dijadikan model atas pelaksanaan konsep tawazun. Beliau adalah orang yang
memiliki keimanan yang kuat, pemimpin dan ahli ibadah yang zuhud, ahli strategi
perang yang sangat berani, panglima yang gigih, teguh dan agung.
Di lingkungan keluarga, beliau
adalah sebaik-baik pemimpin keluarga sekaligus guru, baik terhadap istri,
anak-anak maupun seluruh kerabat.
2.
Abu Bakar Assiddiq
Sosok sahabat yang baik di kalangan
masyarakat, keluaarga dan handai tolan. Saat Rasulullah saw diboikot,
sebenarnya beliau bukan termasuk yang diboikot. Beliau mengikuti Rasulullah
saw.
3.
Abdullah Ibnu Mubarok
Seorang ulama tabi’ittabi’in,
bisnisman yang sukses, mujahid yang gagah perkasa.
D.
Tips membangun Tawazun
1.
Tetapkan niat
“Innama A’Malu bil Niyat…”(HR. Bukhori &
Muslim). sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya…jadi kita
harus memiliki niat yang benar untuk apapun yang akan kita lakukan termasuk
bersikap TAWAZUN, diniatkan Lillahi Ta’ala…semata-mata hanya untuk Alloh SWT.
2.
Plotkan agenda, sesuai kemampuan
Rencanakan/agendakan semua kegiatan yang akan
dilakukan atau kegiatan2 yang bermanfaatkan setiap harinya yang sesuai
kemampuan kita. Artinya, buatlah rencana kegiatan yang menurut kita dapat kita
capai.
3.
Concern/laksanakan apa yang sudah diagendakan
Dengan merencanakan kegiatan sesuai kemampuan kita
selanjutnya kita laksanakan apa yang telah kita rencanakan. Jangan
menunda-nundanya. Sebaiknya dahulukan kegiatan yang paling urgen/penting atau
yang lebih mudah untuk kita laksanakan.
4.
Berkesinambungan
“Amal (Kebaikan) yang disukai Alloh ialah yang
langgeng meskipun sedikt” (HR. Bukhori)
Jelas sekali kawandd…amal yang sedikit yang penting
berkesinambungan daripada amal yang banyak namun tidak berkesinambungan…
5.
Instropeksi
“Sesungguhnya Alloh merentangkan tangan-Nya pada
malam hari memberi kesempatan tobat bagi para pelaku kesalahan pada siang
hari dan merentangkan tangan-Nya pada siang hari memberi kesempatan tobat bagi pelaku
kesalahan pada malam hari, sampai kelak matahari terbit dari barat(kiamat).
“(HR. Bukhori)
No comments:
Post a Comment